IDNMetro.com, Langsa – Bisnis prostitusi yang cenderung mengarah pada kegiatan perdagangan manusia (Human Traffiking) di Kota Langsa terkesan kian terang-terangan dan terlalu bebas.
Berdasarkan investigasi dari warga yang gak mau di sebut namanya mangatakan ada beberapa tempat di wilayah Kota Langsa yang dijadikan ajang eksekusi seks dengan tarif bervariasi, dari 250 ribu rupiah per kamar plus wanita pekerja seks komersil (PSK) sampai 500 ribu rupiah.
Tempat-tempat bertarif variasi itu dikendalikan oleh seorang wanita dengan panggilan “Mami”. Sementara para PSK yang disediakan berusia 16 – 37 tahun.
“Selain pemesanan melalui mami, para pelanggan seks itu bertransaksi langsung dengan PSK menggunakan aplikasi chating atau media sosial, setelah sepakat mereka biasanya pergi ke penginapan atau keluar daerah,” imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa para PSK yang menjalankan aktivitasnya di Kota Langsa bukan hanya warga setempat, ada juga berasal dari luar “Kota Jasa” tersebut.
“Jika malam Sabtu dan Minggu para PSK yang dari luar Kota Langsa dapat kita temukan di cafe – cafe di daerah ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Mawar (Nama samaran _red) yang berprofesi sebagai PSK menyampaikan bahwa selain dari Kota Langsa, dirinya banyak mendapatkan pelanggan dari Aceh Timur, Aceh Utara bahkan Banda Aceh.
“Kalau sudah deal, biasanya kami langsung berangkat ke Sumatera Utara,” akunya. (HS/SM)