IDNMetro.com, Taput – Pasca terjadinya longsor di lokasi Daya Tarik Wisata (DTW) Salib Kasih yang terletak di Desa Simorangkir Julu Kecamatan Siatas Barita menunjukkan bahwa sejumlah kegiatan pembangunan yang terjadi disana berbau praktek korupsi.Bahkan pasca longsor tersebut membuka atau memberi petunjuk kepada Aparat Penegak Hukum (APH),bahwa banyak praktek korupsi yang terjadi pada sejumlah kegiatan pada 2023-2024 disana.
“Ada kegiatan pembangunan fasilitas mitigasi bencana alam,penataan landcape dan fasilitas rekreasi dengan nilai pagu 7.930.365.000.Akan tetapi pada lokasi kegiatan terjadi bencana alam disana.Apakah sebelumnya tidak ada perencanaan yang matang untuk kegiatan tersebut,atau hanya mengharapkan keuntungan saja tanpa memikirkan resiko atas kegiatan tersebut” tanya Direktur Eksekutif IP2 BAJA Nusantara Ir.I.Djonggi Napitupulu.
Apabila kita menghitung anggaran pada kegiatan DTW mulai dari 2023,Negara telah mengucurkan dana sebesar 22 Miliar untuk kegiatan disana,namun hasil fisik bangunan tidak sesuai yang diharapkan,bahkan wisata pengunjung pun tidak seberapa,melainkan hanya dugaan praktek korupsi yang terjadi disana.
Lanjut Djonggi Napitupulu,lokasi pembangunan menara pandang senilai 3,9 Miliar berada pada lokasi pembangunan patung Yesus,dimana pembongkaran kerangka patung Yesus dimasa kepemimpinan Dr.Drs.Nikson Nababan,M.Si.
Untuk itu,kita akan meminta pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),Kejaksaan dan Mabes Polri melalui Kortastipidkor Polri agar segera mengusut tuntas dugaan praktek korupsi atas kegiatan tersebut,dimana ada dugaan bahwa pihak ketiga yang mengerjakan kegiatan di DTW Salib Kasih adalah orang yang berpengaruh pada masa saat itu.ucap Djonggi.
Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Tapanuli Utara Sasma H Situmorang,saat dikonfirmasi jumlah besaran anggaran yang telah dihabiskan pada kegiatan Daya Tarik Wisata (DTW) Salib Kasih Simorangkir Julu,”Sasma H Situmorang belum memberi jawaban terkait besaran anggaran yang telah dihabiskan”. (Dedy Hutasoit)