IDNMetro.com, Brasil – Hujan lebat di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, minggu ini telah menewaskan sedikitnya 55 orang, kata pihak berwenang setempat pada hari Sabtu malam (04/05), sementara puluhan lainnya masih belum ditemukan.
Dinas Perlindungan Sipil Rio Grande do Sul mengatakan 74 orang masih hilang dan lebih dari 69.000 orang mengungsi akibat badai dalam beberapa hari terakhir yang melanda hampir dua pertiga dari 497 kota di negara bagian yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina itu.
Pemerintah setempat mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki apakah tujuh kematian lainnya terkait dengan badai tersebut, setelah sehari sebelumnya mereka telah melaporkan lebih dari 55 kasus kematian.
Banjir menghancurkan jalan dan jembatan di beberapa wilayah di negara bagian tersebut. Badai juga memicu tanah longsor dan runtuhnya sebagian bendungan di pembangkit listrik tenaga air. Bendungan kedua di kota Bento Goncalves juga berisiko jebol, kata pihak berwenang.
Di Porto Alegre, ibu kota Rio Grande do Sul, danau Guaiba jebol dan membanjiri jalan-jalan.
Bandara internasional Porto Alegre telah menghentikan semua penerbangan untuk waktu yang tidak ditentukan.
Gubernur Negara Bagian Eduardo Leite mengatakan kepada para wartawan pada Sabtu malam bahwa Rio Grande do Sul membutuhkan “Marshall Plan” untuk pulih dari badai dan konsekuensinya, mengacu pada rencana pemulihan ekonomi Eropa setelah Perang Dunia Kedua.
Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, yang telah mengunjungi Rio Grande do Sul pada hari Kamis (02/05), akan melakukan perjalanan kembali ke negara bagian tersebut pada hari ini Minggu (05/05) untuk mengikuti upaya-upaya penyelamatan, kepala kantor konsulernya, Paulo Pimenta, mengungkapkan pada hari Sabtu.
Lula mengatakan pada ‘X’ bahwa pemerintahnya terus melakukan komunikasi dengan pemerintah negara bagian dan kota untuk menyediakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Hujan diperkirakan akan turun di wilayah utara dan timur laut negara bagian ini hingga hari ini minggu (05/05), namun volume curah hujan telah menurun, dan seharusnya berada di bawah puncaknya yang terlihat pada awal minggu ini, menurut otoritas meteorologi negara bagian.
Namun, “ketinggian air sungai akan tetap tinggi selama beberapa hari”, kata Leite pada hari Sabtu.
Rio Grande do Sul berada di titik pertemuan geografis antara atmosfer tropis dan kutub, yang telah menciptakan siklus cuaca dengan musim hujan lebat dan musim kemarau.
Para ilmuwan lokal meyakini bahwa pola ini semakin meningkat akibat perubahan iklim. (Wtg)
Sumber : Indiatoday