IDNMetro.com, Simalungun – Tanpa tedeng aling-aling, sejumlah kepala desa di Kabupaten Simalungun secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2. Anton Achmad Saragih – Benny Gusman Sinaga untuk Pilkada Kabupaten Simalungun Tahun 2024 mendatang.
Pernyataan itu disampaikan secara pribadi dengan berbagai alasan masing-masing. Faktor utamanya adalah para kepala desa (disebut Pangulu di Simalungun) mengaku tidak sepaham dengan pola pemerintahan petahana.
Tumpal Sitorus, Pangulu Nagori Rambung Merah, Kecamatan Siantar, mengaku program yang tak sesuai mereka lihat adalah gotong-royong atau Marharoan Bolon. Menurutnya hal tersebut tak ada diatur oleh regulasi anggaran.
“Yang jelas kalau dibicarakan masalah Pilkada siapa ke depan Bupati Simalungun. Saya tidak sependapat dengan Incumbent. Soal Marhoroan Bolon, itu regulasinya di mana, aturannya di mana? Jangan jadikan masyarakat terbebani. Kalau zaman Belanda bisalah dilakukan karena belum jadi negara saat itu,” ujar Tumpal.
Tumpal mengaku di masa injury time periodesasi kepala daerah, kerap terjadi hal-hal yang membebani pemerintah desa. Pengakuannya, tak sedikit kepala desa yang sudah diperiksa oleh Inspektorat, sampai Unit Tipikor Polres Simalungun.
Selaku pemimpin desa dengan jumlah 6800 jiwa, Tumpal mengaku selalu ada Rancangan Anggaran Biaya (RAB) titipan oleh instansi atasan. Padahal desa sudah merencanakan sendiri kebutuhannya. Bahkan rekanan yang mengerjakan sudah ditentukan tanpa melibatkan kepala desa.
“Jadi artinya di situ, kalau bicara kinerja kita sebenarnya kurang sreg. Karena juga merasa di ajang Pilkada ini kita diperiksa Inspektorat, bahasa pasarannya Mangogapi,” cetus Tumpal seraya mengaku seperti tak dilindungi kepala daerah sendiri.
Pangulu Lestari Indah, Kecamatan Siantar yakni Rudianto Damanik juga mengaku gerah dengan situasi politik yang ada di Kabupaten Simalungun, yang mana perkembangan sekarang antara kedua belah pihak mungkin sama-sama menunjukkan keberhasilan dan kemampuan masing-masing.
“Tetapi kalau kita lihat sebenarnya yang berpolitik itu tidak perlu begitu, masyarakat sudah tahu. Kalau soal kekurangan, semua ada kekurangan. Pengalaman yang lalu tentu ada yang berhasil tapi diserang, sekarang juga ada yang berhasil tapi ada juga yang kurang,” kata Rudianto.
Rudianto menyebut tak elok bila pemimpin saat ini menyalahkan pemimpin sebelum-sebelumnya. Yang terpenting baginya, sebagai pemimpin di desa yang sangat kecil, ia sendiri merasa daerahnya harus diberdayakan oleh siapapun orangnya.
“Pemkab Simalungun tidak duduk bersama dengan desanya. Saya Pangulu di Nagori Lestari Indah, saya katakan yang baik tetap yang baik. Jangan bilang yang dulu tidak memberikan kemajuan, pembangunan, dan lainnya,” katanya.
“Saya mendukung 02 (Anton – Benny). Pertama, bahwa kami sangat mengenal keluarga Pak JR Saragih. Di zaman beliau, Undang-Undang Pemerintahan Nagori itu aktif yang mana ada 3 kepala seksi setiap desa. Kami berharap bisa bekerja kondusif dan jangan ada tekan-tekanan,” sambungnya.
Sebagai Kepala Desa (Pangulu Nagori) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), ujar Rudianto, harusnya hal ini menjadi kewenangannya mengurus rumah tangga sendiri. Namun selalu mendapat intervensi instansi atasan.
“Banyak titipan proyek. Semua diintervensi. Satu sisi kan buah simalakama untuk kami. Kami kan punya atasan, kami punya camat. Kami selalu dikasih rekomendasi untuk mengerjakan yang sini ke sana. Pak Radiapoh lebih percaya dengan kadis-kadisnya daripada kami yang di bawah,” ujar Rudianto.
Sedikit mirip dengan keduanya, Suhardi Pangulu Dolok Hataran, Kecamatan Siantar yang sudah memimpin sejak tahun 2007 mengaku sebagai kepala desa, ia harus memilih siapa yang berkompeten. Pasangan Calon yang ada sekarang hanya ada No. 01 (Radiapoh Hasiholan Sinaga – Azi Pratama Pangaribuan) dan No. 02 (Anton Achmad Saragih – Benny Gusman Sinaga).
“Kalau saya langsung melihat masyarakat kami di bawah, mereka itu memilih 02. Walaupun tentu ada yang ke 01. Ya kalau saya itu ke 02. Jujur saya bilang selama kepemimpinan beliau, dibanding sama JR dulu, ya lebih baik di zaman Pak JR Saragih Kalau sekarang ada Bupati Bayangan,” ujar kepala desa yang di daerahnya tercatat memiliki 3379 Daftar Pemilih Tetap. (Tim)