IDNMetro.com, Pematangsiantar – SMKN 3 Pematangsiantar menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai unit kerja dilingkungan pemerintah daerah, hal tersebut ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai pola pengelolaan keuangan Badan Layanan umum daerah (PPK-BLUD) Provinsi Sumatera Utara
Manfaat SMK yang memiliki status BLUD yakni pelayanan publik berkualitas serta fokus pada pengembangan praktis yang relevan dengan kebutuhan publik, mendorong pemberdayaan siswa dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan.
SMK BLUD memiliki fleksibilitas dan merancang kurikulumnya agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal, melalui pengembangan kewirausahaan dan layanan publik SMK BLUD menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal.
Bukan hanya itu saja, SMK BLUD secara langsung terlibat dalam kemitraan dengan pemerintah daerah untuk menciptakan sinergi antara pendidikan dengan kebutuhan layanan publik. Hal ini menjadikan SMKN 3 Pematangsiantar sebagai SMK BLUD.
Kepala SMKN 3 Pematangsiantar, Nurmaulita SPd,MSi mengatakan sekolah SMKN 3 ini dijadikan sebagai SMK BLUD sesuai dengan ketetapan Pj. Gubsu No. 188.44/343/KPTS/2024 tentang penetapan penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah pada sekolah menengah kejuruan Negeri Dinas Pendidikan Sumatera Utara.
“Berkat kerja keras serta kerjasama yang baik SMKN 3 Pematangsiantar, telah memenuhi persyaratan subtantif dan teknis administratif sehingga bisa menjadi SMK BLUD” ungkap Nurmaulita diruang kerjanya, Kamis (26/92024)
Nurmaulita juga menyampaikan sesuai dorongan pemerintah daerah melalui unit pelaksana teknis penembangan teknis daerah dan keterampilan kejuruan (UPTD- PTKK) sebagai melayani hasil karya siswa kepada publik
“Kita telah melihat kemajuan SMK dan telah banyak bisa berproduksi maka BLUD sangat penting bagi SMK, dimana telah mampu mengembangkan Teaching Factory masing-masing siswa berbasis produksi” ujarnya
“Keunggulan SMK BLUD ini, siswa dapat lebih terampil diluar jam belajar dan mereka bisa membuat dan mengerjakan produk yang diminati pasar. Siswa bisa mencari penghasilan sendiri dari hasil penjualan produknya masing-masing, dan hasil produknya masuk ke kas sekolah untuk digunakan kembali membuat produk lainnya” terangnya (Red)
