IDNMetro.com, Pematangsiantar – Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM, Bane Raja Manalu kembali membagikan langsung beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) kepada pelajar di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (28/7/2022). Kali ini pembagian beasiswa yang merupakan program Presiden RI, Joko Widodo dilaksanakan di SMK Swasta Teladan Pematang Siantar sebanyak 66 siswa, SMK Swasta GKPS Pematang Siantar sebanyak 80 siswa dan SMP dan SMP Surya Pematang Siantar sebanyak 18 siswa.
Kepala SMK Teladan Pematang Siantar, Sudarlian, mengucapkan terima kasih dan syukur atas perhatian Bane Raja Manalu. Kita bangga ada anak dari desa Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun yang sukses dan punya karir yang luar biasa. Kemudian, punya perhatian sangat luar biasa kepada dunia pendidikan, perhatian kepada warga yang ekonomi lemah dan selalu memberikan motivasi kepada generasi bangsa.
“Kita harus syukuri. Bane bukan walikota, bukan bupati, bukan DPR, tapi Bane sudah pikirkan tentang kelanjutan anak bangsa. Bukan tentang besar kecilnya, tapi sudah bisa berikan perhatian. Kita harus banggakan Bane. Anak desa. Lahir dan besar di Desa. Sangat luar biasa karir dan perjuangan Bane,” ungkapnya.
“Harapan kami bisa memberikan motivasi kepada anak-anak SMK Teladan bahwa anak desa berhasil. Untuk anak-anak kami jangan lihat Bane yang sekarang, tapi lihatlah bagaimana perjuangannya dulu. Mau berhasil itu, susahnya harus dari sekarang. Tidak ada keberhasilan itu instans,” sambungnya.
Bane Raja Manalu, mengatakan salah satu jalan keluar dari kemiskinan harapannya adalah pendidikan. Pendidikan itu penting. Keluar dari garis kemiskinan cara paling efektif adalah pendidikan. Meski tak selalu urusan sekolah.
Berpendidikan dan bersekolah adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang yang berpendidikan, tapi mulutnya tidak berpendidikan. Yang keluar banyak caci maki, tapi banyak orang tidak bersekolah formal, tapi tutur katanya sopan dan santun, tapi bisa sukses dalam kehidupan.
“Kita harus menjadi orang bersyukur dengan apa yang kita punya. Karena masih banyak lagi orang yang lebih susah dari kita. Selalu akan ada jalan keluar bagi orang yang mau konsisten dan berjuang. Ada orang yang tidak tahan menderita sebentar. Tapi, tahan menderita selamanya,” ujar alumni Universitas Indonesia ini.
Lanjut alumni SMP Pembangunan Tiga Dolok ini, kita harus berpikir bagaimana caranya menjadi roda penggerak di keluarga. Berangkat dari kesusahan harus mampu dan berani meraih mimpi.
“Berangkat dari kesusahan, saya harus belajar menempuh pendidikan. Dengan keterbatasan tapi berani meraih mimpi. Dari rasa syukur itu saya berbagi. Maka dari itu 10 persen dari hasil penjualan warung banteng yang saya miliki dialokasikan untuk beasiswa pendidikan,” terangnya.
Semua punya masa depan. Asal konsisten dan punya daya juang. Kemampuan akademik bukan satu satunya, dan banyak orang yang mampu secara akademik tidak sukses dalam hidup. Karena terlebih dulu angkuh. Dalam dunia nyata, cerdas akademik tidak nomor satu, paling utama adalah cerdas secara pertemanan.
“Harus menjadi orang yang dapat dipercaya dan berintegritas. Sukses bukan karena orang lain, tapi karena diri sendiri Sukses itu bukan karena pemberian, tapi karena upaya. Sukses itu terjadi karena konsistensi. Tidak ada yang tiba tiba sukses. Jangan hanya mimpi saja, tapi tidak kerja,” pungkasnya. (rel)